Monday 13 February 2017

Prolog mengenai bikopi

Mengenai saya (founder bikopi)
Nama saya Dwi Irwanto lahir di Jayapura 36 tahun yang lalu. Mengenal kopi dan mulai menikmati kopi sejak saya berusia 18 tahun, waktu itu saya sedang menempuh pendidikan di kota Malang untuk bidang arsitektur.
Kopi begitu terasa nikmat saat mengerjakan tugas dan dinikmati bersama teman-teman. Hanya saja kopi yang sering saya nikmati adalah produk kopi sachet apa adanya (maklum anak kuliahan).
Inspirasi seorang teman
Singkat cerita setelah lulus S1 arsitektur saya kembali ke Papua untuk berpetualang dan tiba saatnya saya menemukan pendamping hidup dan menetap di kota Timika.
Bekerja di salah satu perusahaan swasta, seperti biasa pergantian karyawan itu sangat wajar sampai tibanya kami kedatangan karyawan baru dan secara alamiah cerita pertemanan pun dimulai.
Teman kami yang satu ini pun sangat hobi ngopi sampai-sampai dia membawa biji kopi roastingan dan grinder ke kantor. Saya yang masih mengkonsumsi kopi sachet pun bingung dengan apa yang dia lakukan. Tanpa malu-malu saya pun ingin mencoba kopi asli yang katanya sih tanpa campuran.
Sensasi luar biasa
Setelah proses grinding selesai, kopi yang siap diseduh ditempatkan pada cangkir dan diseduh ala kopi tubruk. Setelah beberapa saat saya mulai mencoba menikmati kopi asli pertama saya yang berasal dari Kintamani Bali.
Selain mencium aroma wangi yang segar, baru saya sadari ternyata kopi tidak sepahit yang selama ini saya rasakan. Rasa asam yang pas berpadu kesegaran lemon yang segar menambah gairah ingin mencoba kopi dari daerah lain.
Kami pun memesan biji kopi dari daerah lainnya seperti Aceh,Sumatra, Jawa dan Flores serta mulai menikmati indahnya kopi Nusantara dan mengucapkan selamat tinggal untuk kopi sachet.
Hobi menuju jalan yang lebih baik
Setelah tahu bahwa kopi itu unik dan tentu saja nikmat, saya secara otodidak mencoba mencari referensi keunikan kopi serta metode penyeduhannya (brewing) dan memberanikan diri untuk memulai usaha membuka kedai kopi serta biji kopi roasting.
Sampai dengan tanggal 13 Februari 2017, kedai kopi kami yang terletak di jalan raya Caritas SP2 Timika masih tahap persiapan dan finishing.(semoga lancar dan segera buka).
Kedai kopi pemberontak
Di kota Timika ada dua pangsa pasar untuk kopi, pertama kedai kopi sachet yang menawarkan WiFi gratis dan yang kedua cafe elit yang menawarkan tempat dan hiburan. Mungkin belum banyak kalangan menengah kebawah yang belum menikmati / mengetahui nikmatnya kopi murni Nusantara dan disitulah bikopi mencoba mengenalkan dan mengedukasi masyarakat mengenai kopi. Kami sadar bahwa tempat kami tidak dapat bersaing dengan jajaran cafe elit, sehingga yang kami jual hanya kopi...Thats it.
Dengan harga secangkir kopi sachet teman-teman sudah dapat menikmati kopi asli Nusantara dengan level roasting dan cara penyajian sesuai keinginan.
Di pangsa pasar ini jujur saja saya menyebutnya dengan pangsa pasar pemberontak ala Robin Hood.
Kami akan segera hadir dengan tag line ngopi tidak hanya sekedar ngopi.
Lalu dengan harga pemberontak berapa sih margin keuntungan yang didapat? Untuk detailnya akan saya tulis di postingan berikutnya.
Salam 
Awal mula kedai kopi bikopi
Awal mula membangun kedai kopi



No comments: